Jejak empang di kampung Empang - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Kawasan Empang yang kita kenal sekarang dulunya memiliki nama Kampung Sukahati atau Soekaati. Setelah Demang Wiranata (1749-1758), bupati Kampung Baru memilih untuk tinggal di daerah ini, maka penyebutan nama Sukahati pun perlahan-lahan berganti nama menjadi Kampung Empang.

Penggunaan nama Empang menjadi nama yang menggantikan Kampung Sukahati tak lain adalah karena di lokasi ini ada sebuah kolam ikan besar yang berada di samping rumah Demang Wiranata.

Dalam peta bertahun 1757 tampak lokasi kolam atau empang tersebut berada di area yang kini menjadi Alun-alun Empang.

Lokasi Empang (Vejver) / De Haan 1757




Lukisan karya Johannes Rach bertahun 1772 menggambarkan bagaimana bentuk empang tersebut. Disebutkan pula bahwa kolam ikan ini pun kerap digunakan sebagai kolam pemancingan.Sedangkan gambar para pemburu yang mengokang senjata menandakan bahwa daerah Empang menjadi lokasi favorit para pemburu pada zamannya.

Gezicht op de visvangst bij landgoed Soeke Atie of Hartenlust bij Buitenzorg. 1772


Setelah diberlakukannya peraturan Wijkenstelstel yang mengkotak-kotak kawasan pemukiman berdasarkan ras / etnis tertentu oleh pemerintah Belanda, kawasan Empang kemudian ditempati oleh orang-orang Arab. Sekitar tahun 1817, tidak jauh dari lahan bekas empang milik sang mantan Bupati Kampung Baru itu dibangunlah sebuah masjid jami oleh Raden Muhammad Thohir yang juga cucu dari Dalem Cikundul Cianjur alias Raden Arya Tanu Datar Bin Aria Wangsa Goparana (1677-1691) Bupati Cianjur Pertama.

Baca lagi:
Sejarah Masa Silam di Kampung Empang
Riwayat Singkat Raden Saleh, Maestro Lukis Indonesia


Sampai hari ini, keberadan masjid Agung ini masih bisa kita jumpai di kawasan Empang. Sedangkan kolam ikan besar kepunyaan sang Demang sudah beralih rupa menjadi kawasan pemukiman dan lahan alun-alun yang cukup luas.

Lokasi Kampung Empang kini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad