Kotaparis, riwajatmoe doeloe - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Kotaparis, riwajatmoe doeloe

Share This
Kotaparis merupakan nama lama dari sebuah kawasan pemukiman yang terletak di dalam Kota Bogor. Dibatasi oleh aliran Sungai Cidepit dan kampung Sindang Sari, Kotaparis ternyata memiliki sejarahnya sendiri yang layak untuk disimak.





Anak-anak muda era 1980-1990an, mungkin lebih mengenal Kotaparis dengan kolam renang Pemandangannya yang popular saat itu. Tapi tahukah Anda? kawasan pemukiman di Kotaparis ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Pada tahun 1845, Pemerintah kolonial Dutch East Indies (Hindia-Belanda) mulai memberlakukan kawasan pemukiman secara terpisah. Orang-orang Belanda dan Eropa mendapat jatah bagian di wilayah barat dari Jalan Raya Post, yang dimulai dari kawasan elite Witte Paal, Pabaton sampai arah selatan Kebun Raya dan Sungai Cipakancilan. Sedangkan untuk orang-orang Arab dan Tionghoa dipisahkan ke kawasan tersendiri seperti di Empang dan Pecinan (sekitar Jalan Suryakancana).

Banyak orang-orang Eropa dan Belanda yang lebih memilih kawasan Kotaparis sebagai tempat tinggalnya, terlebih lagi daerah ini mempunyai pemandangan yang sangat indah dengan Gunung Salaknya. Saking senangnya, mereka kemudian menyebut kawasan ini sebagai De Staate van Parij atau Kota Paris,  sejak itulah sebutan Kotaparis melekat untuk daerah ini. Apalagi didukung dengan penataan ruang dan desain bangunan yang mirip rumah-rumah di Paris pada waktu itu.

Pada tahun 1918, pembangunan pemukiman di Kotaparis kian berkembang dari yang semula hanya berjumlah 48 orang saja. Kotaparis pun menjadi daerah pemukiman yang cukup terkenal pada masanya di Buitenzorg tempo dulu. Karena pemukiman ini telah dirasa cukup padat, sekitar tahun 1917, pemerintah Hindia-Belanda kemudian membangun kawasan pemukiman baru yang lokasinya tidak jauh dari Istana Bogor, yaitu kawasan Sempur yang dulu bernama Kedoenghalang.

Pada masa pendudukan Jepang (1842-1945), kotaparis menjadi kamp tahanan khusus orang-orang Belanda, Eropa, dan Indo. Para pria dikirim ke penjara, sebagian dibunuh, dan keturunannya pun banyak dipulangkan paksa ke negeri asalnya. Kamp Kotaparis menjadi tempat konsentrasi untuk kaum wanita dan anak-anak sampai Jepang mengakui kekalahannya pada tentara Sekutu.

Beberapa minggu setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, tentara Sekutu mulai memasuki Bogor dan menduduki Kotaparis. Sejak saat itulah, sering terjadi pertempuran di kawasan ini antara para pejuang Republik melawan pasukan Sekutu yang membonceng NICA (BELANDA).

Setelah pengakuan kedaulatan atas Wilayah Republik Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, Pemerintah Daerah kemudan mengambil alih kawasan Kotaparis melalui  S urat Keputusan Menteri Dalam Negeri saat itu dan memberikan hak untuk digunakan sebagai tempat tinggal yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi para pejabat dan pegawai kantor pemerintahan daerah Bogor dan karesidenan Bogor.

Baru setelah itu, keluar keputusan menteri yang membolehkan rumah-rumah di kawasan Kotaparis diperjualbelikan oleh para penghuninya yang sudah ada atau para janda eks tentara Belanda yang sudah menempati rumah tersebut sejak lama.


Foto-foto Kotaparis tempo dulu:






Kolam Renang Pemandangan di Kotaparis yang pernah berjaya di masanya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad