tag:blogger.com,1999:blog-4498338126104547535.post4859699407344005394..comments 2020-11-09T02:06:41.898-08:00 Comments on Sejarah bogor: Diskriminasi Pribumi di Sekolah-Sekolah Zaman Belanda ARIES MUNANDI http://www.blogger.com/profile/15335875658999781024 [email protected] Blogger 1 1 25 tag:blogger.com,1999:blog-4498338126104547535.post-8444668566961895839 2020-09-12T18:14:30.561-07:00 2020-09-12T18:14:30.561-07:00 Sebetulnya penggambaran &quot;Belanda vs non-Belan... Sebetulnya penggambaran &quot;Belanda vs non-Belanda&quot; ini terlalu hitam-putih agaknya. Sekolah-sekolah berbasis Eropa di masa itu, serupa dengan sekolah-sekolah internasional berbasiskan Eropa juga di Indonesia hari ini seperti JIS, Cita Buana, High Scope, dll, sekolah-sekolah itu memang dibedakan berdasarkan kewarganegaraan, kalau sekolah-sekolah pribumi tentu karena yang mendaftar anak-anak berstatus warga penduduk lokal, sementara sekolah macam ELS dan sejenisnya tentu dominan anak Eropa sesuai status kewarganegaraan mereka yang notabene Belanda. So, kurikulum dan budayanya jelas berbeda. Seperti halnya sekolah-sekolah internasional zaman skrg JIS dan sejenisnya, sudah barang tentu anak pribumi yang bisa masuk ke ELS adalah anak orang berpunya.<br /><br />Soal gedung-gedung Societeit juga keliru, mulanya eksklusif orang Eropa. Seiring berjalannya waktu, seperti di SociĆ«teit Harmonie, terbuka untuk pribumi kalangan atas. Selain dansa-dansi, juga ada hiburan ala Nusantara seperti pementasan wayang kulit, ketoprak, tari tradisional, dan opera ainietulisa /profile/03379879417794599002 [email protected]