Sejarah Pasar Baru Bogor dari Masa ke Masa - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Sewaktu pemerintahan Hindia Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra (1761-1775), ia memberi kesempatan bagi siapa saja untuk menyewa lahan VOC guna kepentingan ekonomi.


Padahal ada aturan yang menyebutkan bahwa masyarakat selain orang-orang Eropa dilarang melakukan kegiatan usaha di Buitenzorg, karena wilayah ini ditujukan hanya sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal dan para petinggi kolonial.




Bukan tanpa alasan kalau van der Parra memersilakan orang-orang Pribumi untuk berjualan di wilayah mereka. Itu karena usaha sewa menyewa tanah yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal sebelumnya, dianggap bisa memberikan keuntungan yang cukup besar.


Lantas, hal itu pun menjadikannya semakin bersemangat memberikan izin atas pembangunan sebuah pasar umum di Buitenzorg.


Pasar yang dibangunnya itu diberi nama Pasar Baroe yang suatu hari nanti akan menjadi pusat jual beli terbesar bagi masyarakat Bogor tempo dulu. Pasar ini terletak di kawasan perniagaan ( Handelstraat ) yang kelak daerah ini menjadi sebuah perniagaan terbesar di Bogor yang terletak di Jalan Suryakencana, Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah.


Masyarakat Bogor datang dari segala penjuru untuk melakukan transaksi jual-beli di kawasan ini. Lokasi pasar ini berada tepat di sebelah selatan Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio dan berada di sebelah barat dari rumah Letnan Lie Beng Hok dan Hotel Pasar Baroe. Pasar yang kemungkinan dibangun sejak tahun 1770 ini berada tidak jauh dari sebuah perkampungan yang letaknya di dalam area Kebun Raya yaitu Kampung Bogor.






Pada awalnya, pasar ini hanya dibuka setiap seminggu sekali atau pada akhir pekan saja. Namun seiring semakin menggeliatnya ekonomi masyarakat di waktu itu, maka waktu operasional pasar ini pun mulai ditambah menjadi dua kali seminggu yaitu setiap hari Senin dan Jumat.

Tahun 1873, setelah jalur kereta api Bogor - Jakarta (Batavia) mulai beroperasi pasar ini mengalami peningkatan status. Dari yang tadinya sebatas sebagai pasar lokal saja kemudian berubah menjadi pasar regional. Waktu operasinya mulai berubah dari yang seminggu dua kali menjadi buka setiap hari. Pada tahun yang sama, Pasar Anyar mulai dibangun tidak jauh dari stasiun Bogor.


Rata-rata komoditas yang dijual di Pasar Baroe atau Pasar Bogor ini adalah hasil bumi seperti kopi, gula, kentang, kacang, beras, tepung, minyak sayur, minyak, dan kina. Sayur-sayuran tersebut rata-rata merupakan hasil perkebunan yang ada di wilayah Bogor termasuk juga yang berasal dari Puncak yang komoditinya cukup terkenal di pasar ini. Sebagian hasil bumi itu ada juga yang dibawa ke Batavia menggunakan kereta api.

Karena jarak yang jauh apalagi saat itu belum ada angkutan umum yang cepat dan bisa mengangkut banyak barang, banyak dari pedagang yang kemudian memilih untuk menetap di wilayah yang dekat dengan pasar. Orang-orang Tionghoa pun mendomoninasi daerah di sekitar pasar ini dan lambat laun mulai membentuk sebuah perkampungan Tionghoa atau yang dikenal sebagai pecinan.

Sampai hari ini, Pasar Bogor masih menjadi pusat jual beli masyarakat Bogor dari semua kalangan. Namun pasar ini kerap dicap kumuh dan tidak teratur. Banyak sampah berserakah di mana-mana, belum lagi kendaraan yang hilir mudik ditambah banyaknya jalan yang rusak kian memperparah kondisi pasar ini.

Sebagian dari pasar ini juga telah banyak mengalami perubahan. Kalau dulu, bagian depannya menjadi tempat jual beli pedagang buah-buahan, kini di lokasi tersebut telah berdiri Bogor Plaza. Sebelumnya, di lokasi yang sama pernah berdiri bangunan yang pernah menjadi tempat bercengkerama anak-anak muda Bogor tempo dulu yaitu Bogor Theater.

Berikut beberapa foto pasar Bogor dari masa ke masa























































1 komentar:

  1. Itu foto hitam putih no 1 pasar bogor yg ada pohon besar foto tahun berapa ya

    Balas Hapus

Post Bottom Ad