Inilah tokoh yang sukses gempur sekutu di Bojongkokosan - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Inilah tokoh yang sukses gempur sekutu di Bojongkokosan

Share This


Nama Letnan Kolonel Eddie Soekardi mungkin tidak dikenal oleh banyak orang, tapi kiprah perjuangannya telah membawa nama Indonesia dikenal di dunia. Siapa sangka, tokoh yang pernah menjadi Komandan Resimen III TKR yang membawahi karesidenan Bogor ini pernah mempermalukan Inggris di mata dunia.


Peristiwa penggempuran iring-iringan pasukan Sekutu di daerah Bojongkokosan, Sukabumi terjadi pada 9 sampai 12 Desember 1945. Dalam pertempuran tersebut, Inggris menjadi pihak yang paling dirugikan baik dari segi materi maupun personilnya. Bayangkan saja, serdadu Inggris dibuat kocar-kacir oleh gempuran TKR yang dibantu laskar dan rakyat.

Palagan Bojongkokosan telah menyebabkan banyak kerugian bagi pihak Inggris. Mereka harus kehilangan ratusan personil pasukannya, begitu juga dengan jumlah luka-luka yang mencapai ratusan orang. Selain itu, 150 kendaraan tempur dibuat rusak parah, termasuk tank Sherman yang pada saat itu dikenal sebagai kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II.

Sebagai komandan Resimen, Letnan Eddie Soekardi memiliki strategi yang cukup ampuh dalam menghalau serangan musuh, yaitu Gerilya (Hit & Run). Di sepajang jalur yang menjadi area pertempuran, puluhan penembak jitu / sniper telah dipersiapkan dengan sangat matang, termasuk para laskar dan rakyat yang telah menunggu dari balik bukit-bukit yang ada di pinggir jalan raya Sukabumi-Cianjug yang akan dilalui konvoi Sekutu.


Karena kekalahan yang telak, dalam buku " The Fighting Cock ", si penulis (Doulton) menyebut jalur ini adalah jalur neraka bagi tentara Inggris. Bahkan parlemen Inggris pun menyayangkan kekalahan dan kerugian di pihak mereka yang jumlahnya cukup banyak itu.

Setelah peristiwa bojongkokosan yang mempermalukan Inggris, karir militer Eddie melesat. Ia pun diangkat menjadi Kepala Staf Brigade Guntur di Tasikmalaya. Setelah itu, Eddie kembali diangkat menjadi Komandan Brigade 14 Divisi Siliwangi dan berhasil mematahkan perlawanan Front Demokrasi Rakyat Partai Komunis Indonesia (FDR-PKI) di daerah Kedu, Jawa Tengah.

Namun dalam perjalanan kembali ke Jawa Barat setelah long march Divisi Siliwangi pada 1948, Eddie ditangkap tentara Belanda di sekitar Ciamis. Kabar tentang penangkapan tersebut tentu menggemparkan divisi Siliwangi dan Markas Besar TNI di Yogyakarta. Akan tetapi, dalam buku "Siliwangi dari masa ke masa" disebutkan bahwa Eddie tidak ditangkap Belanda, melainkan secara sepihak telah melakukan gencatan senjata dengan Belanda di Ciamis tanpa berkoordinasi terlebih dulu dengan Panglima Divisi dan Pimpinan TNI.

Setelah Belanda menyerah dan mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada 1948, Eddie sempat menjabar sebagai panglima di Kalimantan. Karirnya sebagai tentara berakhir pada 1957 dengan pangkat kolonel, setelah memilih pensiun dan berkecimpung dalam usaha pengembangan bunga anggrek di Bandung.

Eddie Soekardi meninggal dunia pada hari Jum'at, 5 September 2014. Meskipun tidak begitu banyak orang mengenal kiprah dan perjuangannya, namun sejarah telah mencatat bahwa Indonesia pernah memiliki seorang gerilyawan terbaik yang sangat disegani kawan maupun lawan pada tahun 1945 - 1946.

Setelah perang usai dan penyerahan tampuk kekuasaan Republik Indonesia pada tahun 1948/1949, Eddie sempat menjadi panglima di Kalimantan. Karirnya sebagai tentara diakhirinya pada tahun 1957 dengan pangkat kolonel, setelah itu beliau lebih banyak berkecimpung dalam dunia bisnis yang dikembanginya yaitu usaha pengembangan bunga anggrek di Bandung.




Pada hari Jum,at, tanggal 5 September 2014, Eddie Soekardi meninggal dunia. Meskipun tidak begitu banyak orang yang mengenal dan tahu perjuangannya namun sejarah telah mencatat bahwa Indonesia pernah memiliki seorang gerilyawan terbaik sepanjang masa yang sangat disegani militer Inggris di tahun 1946.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad