Senandung kicauan di Taman Nasional Gunung Salak - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Senandung kicauan di Taman Nasional Gunung Salak

Share This
Taman Nasional Gunung Salak ( TNGS ) termasuk salah satu taman nasional terbesar yang ada di Pulau Jawa. Luasnya sekitar 113.357 hektar yang menjadikan wilayah ini sebagai Kawasan Konservasi untuk perlindungan flora dan fauna yang bermukim di dalamnya.



Keaneka-ragaman hayati semakin lengkap dengan banyaknya tumbuh-tumbuhan dan satwa langka yang tidak bisa ditemukan di daerah lain. Hal ini menjadikan kawasan TNGS sebagai kawasan wisata alam yang ditujukan untuk kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.

Ada lebih dari 244 spesies burung yang bisa ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Salak, beberapa di antaranya termasuk jenis yang dilindungi. Ada juga burung yang umum ditemukan di daerah lain di Indonesia, dan merupakan burung yang sedang bermigrasi.

Untuk jenis burung predator yang bisa dijumpai di kawasan taman nasional ini adalah: elang jawa (Spizaetus bartels i), elang hitam ( Ictinaetus malayensis ), elang ulat bido ( Spilornis cheela ), dan alap-alap capung ( Microchierax fringilarius ). Keberagaman spesies burung tersebut menunjukkan bahwa ekosistem di Taman Nasional Gunung Salak sangat menunjang kelangsungan burung-burung pemangsa tersebut.

Untuk spesies burung pengicau yang menetap dan berbiak di habitat TNGS ini antara lain: srigunting kelabu ( Dicrurus leocophaeu s), pelanduk semak ( Malacocincla sepiarium ), pijantung kecil ( Arachnothera longirostra ), tepusĀ  pipi perak ( Stachyris melanothoraz ), ciung mungkal jawa ( Cochoa azurea ), cica matahari ( Crocias albonotatus ), poksai kuda ( Garrulax rufifrons ), dan gelatik jawa ( Padda oryzivora ).

Selain spesies yang umum tersebut, banyak juga jenis burung yang lazim dipelihara para kicauan mania seperti tledekan, cica daun, dsb. Penangkapan besar-besaran terhadap spesies burung tertentu terutama di wilayah yang dekat atau bernaung di bawah Taman Nasional ini menjadikan populasi beberapa spesies burung semakin langka dan sulit ditemui.

Selain senandung kicauan yang bervariasi tersebut, ada beberapa lokasi dan obyek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, di antaranya adalah curug cimantaja, curug pi'it, curug cipamulaan, curug cihanjawar, curug citangkolo, atau sekedar mengamati flora dan fauna sambil bereksplorasi.

Burung langka di TNGS


Macan tutul di TNGS ( Foto CIFOR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad