Jejak peninggalan masa silam di Kota Bogor masih banyak yang belum diatur secara resmi sebagai benda atau bangunan cagar budaya, salah satunya adalah bangunan hotel yang terletak di belakang Pasar Baru. Di era kejayaannya, hotel ini lebih dikenal dengan sebutan
Hotel Pasar Baroe
.
Di era kolonial Hindia-Belanda, Bogor yang dulu berjuluk Buitenzorg memiliki beberapa bangunan hotel yang cukup terkenal hingga ke dunia seperti Hotel Dibbets, Hotel Du Chemin de fer, dan Hotel Bellevue. Namun tidak seperti ketiga hotel tersebut, Hotel Pasar Baru lebih cenderung sebagai hotel kelas menengah yang sebagian besar tamu-tamunya berasal dari kalangan Tionghoa, Arab,dan bumi putera.
Hotel Pasar Baroe terdiri dari dua lantai yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter persegi. Arsitektur bangunannya sendiri memadukan gaya Eropa dan Tionghoa. Konon, hotel ini sudah beroperasi sebelum diresmikannya jalur kereta api Bogor - Jakarta tahun 1873.
Begitu memasuki halaman hotel, maka kita akan menemukan sebuah batu nisan bertahun 1888. Belum diketahui siapa orang yang namanya terukir di batu prasasti tersebut, namun menurut kabar batu nisan ini dulu berada di halaman belakang hotel sebelum kemudian dipindahkan ke halaman depan.
Tidak ada lagi yang tersisa dari bangunan hotel ini, kecuali kaca-kaca jendela yang sudah pecah dan kayu-kayu bangunan yang sudah mulai lapuk termakan usia. Halaman depannya pun kini tampak kumuh karena digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang millik para pedagang yang berjualan di sekitar Pasar Baru Bogor.
Di era kolonial Hindia-Belanda, Bogor yang dulu berjuluk Buitenzorg memiliki beberapa bangunan hotel yang cukup terkenal hingga ke dunia seperti Hotel Dibbets, Hotel Du Chemin de fer, dan Hotel Bellevue. Namun tidak seperti ketiga hotel tersebut, Hotel Pasar Baru lebih cenderung sebagai hotel kelas menengah yang sebagian besar tamu-tamunya berasal dari kalangan Tionghoa, Arab,dan bumi putera.
Hotel Pasar Baroe terdiri dari dua lantai yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter persegi. Arsitektur bangunannya sendiri memadukan gaya Eropa dan Tionghoa. Konon, hotel ini sudah beroperasi sebelum diresmikannya jalur kereta api Bogor - Jakarta tahun 1873.
| Iklan baris Hotel pasar Baroe Buitenzorg di surat kabar Sin Po 1932 |
Hotel Pasar Baroe, hotel klas satoe boeat orang-orang sopan. Demikian tulisan yang terdapat dalam sebuah iklan baris di harian Sin Po tahun 1930-an.
Begitu memasuki halaman hotel, maka kita akan menemukan sebuah batu nisan bertahun 1888. Belum diketahui siapa orang yang namanya terukir di batu prasasti tersebut, namun menurut kabar batu nisan ini dulu berada di halaman belakang hotel sebelum kemudian dipindahkan ke halaman depan.
Tidak ada lagi yang tersisa dari bangunan hotel ini, kecuali kaca-kaca jendela yang sudah pecah dan kayu-kayu bangunan yang sudah mulai lapuk termakan usia. Halaman depannya pun kini tampak kumuh karena digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang millik para pedagang yang berjualan di sekitar Pasar Baru Bogor.
bukti sejarah seperti ini harusnya jangan dibiarkan saja. Ini bisa jadi cagar budaya yang bermanfaat bagi generasi sekarang tentang peninggalan sejarah yang masih ada. Ayo dong Pemkot Bogor, segera renovasi Hotel bersejarah ini demi nilai sejarah dan sebagai ikon kota Bogor
Balas Hapus