Sejarah Sekolah di Bogor - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran VOC yang berusaha dengan segala cara menguasai sumber daya alam di negeri ini, terutama rempah-rempah. Setelah VOC bubar pada 1796, pemerintah kerajaan Belanda mulai masuk ke Nusantara dan membentuk negara koloni bernama Hindia Belanda.



Dengan mandat penuh dari kerajaan Belanda, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menjadi orang yang berkuasa di tanah jajahannya dan hal ini diakui oleh dunia. Alhasil, negara ini menjadi penyuplai komoditi perdagangan untuk Belanda. Nusantara adalah negeri yang kaya akan berbagai sumber daya alamnya dan hal ini pun menjadikan orang-orang Belanda menyadari pentingnya untuk memberdayakan penduduk koloni dengan tujuan untuk mendukung kegiatan pengelolaan wilayah Hindia Belanda.

Munculnya politik etis sejak tahun 1901 menjadi pintu masuk diterimanya pendidikan formal bagi kalangan pribumi. Hal ini tidak terlepas dari gerakan seorang menteri reformis Belanda bernama Baron van Hoevell yang pada tahun 1848 mengajukan petisi mengenai kebebasan pers, sekolah umum lanjutan, dan perwakilan dari Hindia Belanda dalam Badan Legislatif. Sejak itulah, muncul sekolah-sekolah di Kabupaten untuk mendidik dan melatih anak-anak yang berasal dari kalangan bangsawan dan penguasa pribumi. Sekolah-sekolah negeri mulai didirikan di beberapa wilayah, khususnya di Pulau Jawa.


Setelah pendirian sekolah kelas pertama khusus pribumi yang dilakukan pada tahun1893,pemerintah Hindia Belanda mulai membuka sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijz) untuk pendidikan dasar pada tahun 1903. Setelah itu, berdiri ELS (Europeesche Lagere School) pada 1911.


Bisa dibilang ELS adalah sekolah dasar berbahasa Belanda paling elite karena ditujukan hanya untuk anak-anak Eropa dan anak-anak pejabat tinggi pribumi. ELS memiliki fasilitas lebih dibandingkan sekolah lain. Bahkan gedungnya pun harus dibangun mengikuti standar kesehatan Eropa, termasuk tata cara berpakaian dan berbicara dalam bahasa Belanda. Sekolah ini biasanya dibangun di kawasan pemukiman yang banyak orang-orang Eropa saja.


Adapun untuk kalangan bangsawan lain yang ingin anak-anaknya menikmati pendidikan dasar dan pengetahuan umum dapat menyekolahkan anaknya di Hollandsche Inlandsche School atau HIS. Ciri khasnya adalah bangunan bertiang kayu dengan dingin dilapisi kapur sehingga dari kejauhan terlihat seperti bertembok.


Untuk kepentingan pemerintah kolonial, didirikan juga sekolah khusus kalangan Tionghoa yaitu HCS atau Hollandsch Cheneesche School. Sekolah khusus komunitas Tionghoa yang menggunakan bahasa Belanda untuk pengantarnya. Dengan adanya sekolah HCS ini pemerintah Hindia Belanda berharap nantinya generasi Tionghoa akan berkiblat ke Eropa. Pendirian sekolah ini ada kaitannya dengan situasi di negeri Cina dengan figur Sun Yat Sen yang aktif menyuarakan nasionalisme di bangsa Cina.


Di Bogor, sekolah umum MULO dibangun pada tahun 1918. Bangunan yang kelak digunakan SMP Negeri 1 Bogor ini menjadi tempat mengakomodir pendidikan anak-anak dari kalangan bangsawan pribumi yang ada di Bogor. MULO didirikan di pinggir jalan Groote weg (Jalan Juanda) dan di Jln Gedong Sawah.





Adapun ELS dibangun di kawasan pemukiman Eropa di Pabaton, hospital weg (Jln Pengadilan), dan di Paledang.


Sedangkan HCS di dirikan di samping hotel Bellevue yaitu di tanjakan Empang. Lokasinya yang strategis karena dekat dengan kawasan pecinan di Handelstraat (Jln Suryakancana) menjadikan sekolah ini cukup diminati kalangan Tionghoa.


Selain sekolah negeri, di Bogor ada juga beberapa sekolah yang dikelola oleh pihak swasta seperti Ursulinen School, Kartini School, dan Christen School. Sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi pun banyak bermunculan di bogor seperti landbouw School (sekolah pertanian) dan Veeartsen School (sekolah dokter hewan).


Setelah tahun 1940, Bogor sudah mempunyai lembaga pendidikan tinggi yaitu Landbouw Hogeschool di Cikemeh (Jln Merdeka) yang merupakan perubahan dari Landbouw School. Pada 31 Oktober 1941, Landbouw Hogeschool dirubah menjadi Landbouwkundige faculteit bersamaan dengan Nederlandcsh Indische Veeartsenschool (Sekolah kedokteran hewan).


Selanjutnya pada 22 Agustus 1949 Prof. Dr. Ir. Thung mendirikan Sekolah Rakyat yang berperan penting dalam perkembangan pendidikan di Bogor. Kelak sekolah rakyat berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1949, dan satu tahun kemudian menjadi Sekolah Menengah Atas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad