Sejarah Hari Ratu di Hindia-Belanda (Indonesia) - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Sejarah Hari Ratu di Hindia-Belanda (Indonesia)

Share This
Sejarah Bogor - Hari Ratu atau Koninginnedag adalah hari libur nasional yang jatuh setiap tanggal 29 atau 30 April di Belanda. Ketika Indonesia masih merupakan negeri jajahan Belanda dengan nama Hindia-Belanda, masyarakat bumi putra diwajibkan untuk merayakan hari ratu tersebut dengan segala kemeriahannya.

Hari Ratu diadakan untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda, yang sudah berlangsung sejak 31 Agustus 1885, yaitu saat har ulang tahun Putri Wilhelmina (kelak jadi Ratu Wilhelmina). Setelah Ratu Juliana, naik tahta pada 1949, maka perayaan Hari Ratu dirayakan pada ulang tahun Ratu Juliana, yaitu 30 April. Walaupun Ratu Beatrix lahir pada 31 januari, namun ia akan secara resmi merayakannya pada 30 April sesuai tradisi kerajaan.


Umumnya, seluruh lapisan masyarakat akan menyambut hari ratu dengan menyelenggarakan festival dan karnaval, mulai dari arak-arakan menggunakan aneka macam kostum dan hiasan. Perayaan hari ratu juga kadang dimeriahkan dengan pertunjukan musik, hiburan untuk anak-anak, dan pasar bebas yaitu hari di mana semua orang bebas berjualan di jalan-jalan.

Malam sebelum dimulainya hari ratu disebut Malam Ratu atau Koninginnenacht . Pada malam ini, masyarakat akan menggelar pasar malam untuk merayakannya, dan kadang disertai juga dengan pertunjukan wayang semalam suntuk.

Hari Ratu dikenal juga dengan sebutan Hari Oranye, sebagai bentuk penghormatan kepada warna dari lambang kerajaan Belanda yaitu Huis van Oranje-Nassau.

Itu pula sebabnya, setiap kali perayaan Hari Ratu digelar di beberapa tempat, maka para penduduk akan ikut memeriahkannya dengan mengenakan pakaian dan kostum berwarna oranye.

Galeri foto perayaan Hari Ratu di Buitenzorg, Hindia-Belanda, tahun 1947











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad