Dr Marzoeki Mahdi: Kiprah dan Perjuangan - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Dr Marzoeki Mahdi: Kiprah dan Perjuangan

Share This
Meskipun bukan orang yang lahir di Bogor, namun sosok dr.H.Marzoeki Mahdi sudah sangat dikenal oleh para tokoh-tokoh pergerakan di Bogor. Marzoeki Mahdi lahir di Minangkabau, 14 Mei 1890 dan wafat dalam usia 77 tahun pada 27 Mei 1967.

Kiprahnya selama ini lebih dikenal sebagai pelopor Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Bahkan Beliau sudah beberapa kali dipercaya untuk memimpin jawatan urusan rumah sakit jiwa, termasuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bogor yang sekarang bernama RS dr.H Marzoeki Mahdi.

Marzoeki Mahdi adalah lulusan Sekolah Pendidikan Dokter Hindia atau School tot Opleiding van Indische Artsen atau disingkat STOVIA. Sebuah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi yang ada di Batavia pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. STOVIA saat ini sudah menjadi Fakulitas Kedokteran Universitas Indonesia.





Selepas dari STOVIA, Marzoeki Mahdi pernah dua kali bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Jiwa Bogor yaitu pada 1924 dan 1932.

Pada tahun 1942, Beliau dipercaya untuk memegang jabatan sebagai direktur RSJ Bogor dan di tahun 1945 memegang jabatan sebagai inspektur kesehatan RSJ Bogor.

Selain aktif dalam bidang kesehatan terutama yang menyangkut kejiwaan, Marzoeki Mahdi juga tercatat sebagai salah seorang tokoh pergerakan nasional.

Pada tahun 1926, Marzoeki Mahdi dipercaya untuk memegang kendali Boedi Oetomo sebagai Ketua Pergerakan di Semarang.


Dr. Marzoeki Mahdi saat melayat ke pemakaman M.H Thamrin ( 1941)

Kiprah Marzoeki Mahdi dalam perjuangan kemerdekaan juga tercatat dalam sejarah. Surat Kabar Gelora Rakjat terbitan 29 Desember 1945 menuliskan peristiwa mengenai pertempuran di sekitar rel kereta di Jl Banten (skrg Jl Kapten Muslihat) yang melukai Kapten Tubagus Muslihat. Koran itu menyebutkan bahwa sang kapten diselamatkan oleh kerabatnya, Dr. Marzoeki Mahdi. Namun karena terlalu banyak kehilangan darah, Kapten Muslihat meninggal dunia dengan disaksikan oleh Dr. Marzoeki Mahdi.

Untuk mengenang jasa-jasa Beliau baik sebagai tokoh kedokteran dan pergerakan, Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI pada tahun 2002 mengeluarkan Surat Keputusan untuk perubahan nama dari Rumah Sakit Jiwa Bogor menjadi Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi.


1 komentar:

  1. […] “Leptoe Toebagoes Moeslihat mendjadi sosok jang mengoeselkan oentoek menjerang disaat perajaan Natal. Orang Eropa dikenal memiliki tradisi meminoemm anggoer secara kebanjakan pada malam perayaan Natal. Hal ini memboeat mereka dalam kondisi yang tidak dalam kondisi terbaik esok harinya. Kemoedian penjerangan itoepoen terdjadi pada wilajah djalan Banten sekitar wilajah rel. Pada perjoengan terseboet, pedjoeang Bogor berhasil memoekoel moendoer Sekoetoe. Jang namanja perdjoengan selaloe beroedjoeng pengorbanan. Ketika rakjat Bogor beloem sepenoehnja merajakan kemenangan, sang pedjoeang malah tertembak dan beloem djelas kabarnja. Kabar terakhir, Dia diselamatkan oleh kerabatnja, Dr Marzoeki Mahdi“ […]

    Balas Hapus

Post Bottom Ad