Lokasi Istana Pakuan Pajajaran di Bogor - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Lokasi Istana Pakuan Pajajaran di Bogor

Share This
Saat mencari informasi tentang Thomas Stamford Raffles, penulis tertarik dengan pelukis Jacobus Fillkenschild yang kabarnya pernah diutus Raffles untuk membantunya menyelidiki perihal letak keraton dan istana Pakuan Pajajaran. Raffles memang tidak sembarangan mengutus orang, di Jawa Tengah misalnya, ia dibantu orang Belanda dalam menemukan puing peninggalan Kerajaan Singasari dan Candi Borobudur yang termashyur itu. Dari penelusuran itu juga, didapatkan fakta menarik mengenai lokasi tepatnya Istana Prabu Siliwangi yang selama ini masih menjadi misteri.




Saat menjabat Letnan Gubernur Jenderal Hindia (1811-1816), Raffles sangat tertarik dengan kebudayaan yang ada di negeri jajahannya. Semua hasil penelitiannya tentang kebudayaan di tanah Jawa dituangkan dalam sebuah tulisan yang kelak menjadi maha karya dan referensi semua penjelajah Eropa di masanya, yaitu History of Java .

Di Buitenzorg (kini Bogor), Raffles tidak hanya membangun Kebun Raya, tetapi juga menemukan kembali lokasi keraton pakuan yang pernah dianggap hilang oleh penjelajah era sebelumnya. Dengan dibantu Fillkenschild, ia melakukan penelitian demi penelitian terkait sejarah Pajajaran, Prabu Siliwangi, dan keterkaitannya dengan kerajaan-kerajaan besar lain di Jawa.

Denah  istana Prabu Siliwangi yang dilukis oleh Jacobus Fillkenschild tahun 1812.
Denah Istana Prabu Siliwangi | Fillkenschild 1812

Jika melihat lokasi denah dalam lukisan tersebut, bisa dipastikan kalau letak Istana Pakuan Pajajaran memang berada di daerah Batutulis, Bogor. Hal ini sesuai dengan penemuan sebelumnya yang diungkapkan oleh Pleyte (1911) maupun dari buku-buku sejarah karangan Saleh Danasasmita.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para sesepuh, perkiraan penulis mengenai keterangan peta ini adalah:



Keterangan Gambar:
  1. Jalan bertuliskan weg near pondok gedeh yang berarti jalan menuju pondok gedeh.Pondok gedeh seperti kita tahu adalah satu wilayah yang letaknya di antara Tajur s/d Gadog. Pada masa kolonial, daerah pondok gedeh dikuasai oleh tuan tanah van Motman . Dari gambar ini, kita bisa memperkirakan bahwa jalan ini adalah jalan Lawang Gintung, tempat di mana pasukan Banten berhasil membuka gerbang utama saat menyerang Keraton Pakuan Pajajaran.
  2. Jalan bertuliskan weg near campong artja atau jalan menuju kampung arca. Kampung Arca di sini bisa jadi adalah sebuah tempat sakral yang banyak ditemukan arca-arca seperti area arca purwakalih dan batu tulis. Dengan kata lain, ini adalah jalan raya ke arah Cipaku dan Batutulis sekarang.
  3. Lokasi paseban atau pendopo yang dibangun oleh Prabu Siliwangi, lengkap dengan lima buah bangunan pendukung dan lapangan yang cukup luas. Adolf Winkler pernah juga mencatat Istana Pakuan dikeliling oleh dinding atau benteng kecil yang di dalamnya terdapat batu berisi tulisan sebanyak 8 1/2 baris dalam keadaan berdiri. Apa yang dikatakan Winkler sangat mirip dengan denah ini.
  4. / 5. Jalan menuju lokasi suci atau mungkin tempat pemujaan / sembahyang yang ditandai oleh banyaknya batu-batu atau arca di sepanjang jalan ini berdampingan dengan barisan pepohonan. Dari ekspedisi sebelumnya yang dilakukan oleh Adolf Winkler, ia menemukan jalan berbatu yang sangat rapi membentang ke arah paseban tua yang merupakan lokasi istana Pakuan Pajajaran. Melalui jalan ini pula ada ditemukan tujuh pohon beringin, dan sebuah batu besar yang dibentuk secara indah.


Yang paling menarik adalah denah tersebut tidak hanya menggambarkan lokasi letak keraton saja, tetapi juga bentuk dan susunan bangunan keraton pun digambarkan dengan sangat jelas, disertai keterangan pendukung yang sayangnya kurang terbaca oleh penulis.




Keterangan gambar:

  1. Gerbang utama atau mungkin dua buah pos jaga yang berdiri di depan jalan utama.
  2. Paseban atau pendopo / keraton yang dikelilingi oleh dinding dan benteng.
  3. Mungkin gambaran dari sisa-sisa puing lima keraton yang telah hancur oleh bala pasukan Banten dalam penyerangan tahun 1579.
  4. Jalan bebatuan yang dikiri kanannya terdapat barisan pepohonan dan batu yang rapih tersusun.

Dari denah di atas, lima bangunan yang berjajar di dekat Paseban kemungkinan besar adalah lima bangunan keraton yang bernama Sri Bima, Punta, Narayana, Madura, dan Suradipati. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerbatjaraka (1921) yang menyebutkan bahwa kraton pakuan berdiri berjajar.

Saleh Danasasmita dalam laporan penelitiannya tahun 1979 dengan judul ”Lokasi Gerbang Pakuan dan Rekonstruksi Batas-batas kota Pakuan Berdasarkan Laporan Perjalanan Abraham van Riebeeck dan Ekspedisi VOC lainnya (1687—1709)” pernah mengungkapkan bahwa kompleks keraton Pakuan-Pajajaran berada di dalam kota Bogor sekarang, dan di utara kompleks adalah tanah lapang luas atau alun-alun, sedangkan bangunan-bangunan keraton berderet menghadap ke arah utara. Hal ini sangat kontras sekali dengan gambaran denah yang dibua oleh Fillkenschild, terlebih ia juga melukis beberapa peninggalan kerajaan seperti arca dan artefak-artefak kuno, di antaranya adalah Arca Domas, Purwakalih, Batutulis, dsb.


Picture of the Statue named Kiay Poerwakalie in Great format with several other Small Statues from weither the names are unknown by the Inhabitants of the Tland of Java.

The building housing the Batu Tulis stone inscriptions has been completely rebuilt.

Arca Prabu Siliwangi

Dari beberapa sumber tulisan, termasuk dalam History Of Java disebutkan bahwa Prabu Siliwangi mendirikan keraton istana yaitu Paseuban atau pendopo dengan gaya Sasaka Domas setinggi delapan meter dan ditopang oleh sekitar 330 tiang berwarna merah dan dihiasi interior Rarawis Kanchana yaitu bunga emas (golden flower). Bubung atapnya berwarna keemasan dengan bantalan lantai terbuat dari bambu betung tua yang terikat kuat oleh kawat jawa. Lokasi keraton tersebut terletak di daerah Batutulis, Kota Bogor.
Batutulis, Bogor

Peninggalan dokumen dan lukisan - lukisan tersebut bisa dilihat langsung di salah satu museum terbesar di London, Inggris, yaitu British Museum yang menyimpan jutaan koleksi dari peradaban umat manusia di seluruh dunia.
Seandainya pemerintah Kota Bogor tertarik untuk menelusuri lebih lanjut terkait informasi keberadaan keraton Pajajaran ini, maka hal ini akan menjadi akhir pencarian selama ini, karena dengan mudah posisi keraton ditemukan dan museum pajajaran pun bisa didirikan sesuai rencana pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad