Sejarah Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor - Sejarah BOGOR

Post Top Ad

Sejarah Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor

Share This

Balai Besar Industri Agro (BBIA) terletak di Jalan Juanda adalah institusi yang melayani jasa pelayanan teknis khusunya dalam bidang industri hasil pertanian. Pada awal berdirinya di tahun 1890, institusi ini bernama Agricultuur Chemisch Laboratorium yang berada di lingkungan Department van Landbouw milik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.



Balai agrikultur dan laboratorium kimia Hindia-Belanda ini bertugas melakukan peneltian tentang tanaman tropis, khususnya yang ditanam di Kebun Raya dan Kebun Percobaan Tjikeumeuh (kini Balitro Cimanggu), serta nilai ekonomi dari tanaman tersebut.

Selain tanaman, ahli dan sarjana pertanian di balai ini akan menguji barang maupun bahan untuk instansi pemerintahan dalam bidang pertanian, perdagangan, dan sebagainya. Tugas pengujian semakin berkembang dengan mengikuti kemajuan di bidang pertahian dna perdagangan, khususnya barang-barang ekspor dalam negeri sebagai hasil pembinaan dari bagian Nijverheid Dept van Lanbouw, Nijverheid en Handel.

Analytisch Laboratorium 1920


Pada tahun 1909, nama laboratorium diganti menjadi Bureau voor Landbouw en Handel-analyse berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, 29 Januari 1909 dan tercatat dalam Javasche Couran sebagai Besluit van Directuur voor Landbouw.

Semakin majunya perkembangan teknologi penelitian menjadikan Laboratorium ini menjadi yang terkemuka di Indonesia waktu itu sehingga pada tahun 1911 berubah nama menjadi Handels Laboratorium, dan di tahun 1918 berganti nama lagi menjadi Analytisch Laboratorium.

Balai penelitian kimia tahun 1910
Analytisch Laboratorium 1910


Pada tahun 1934, terjadi peleburan Laboratorium Kimia Tanaman (Phytochemisch Laborator) yang berada di lingkungan Kebun Raya, dengan Balai penelitian yang tergabung dalam Balai Besar Penyelidikan Pertanian (Algemeen Proefstation voor de Landbouw) ke dalam Analytisch Laboratorium. Hasil penggabungan ini kemudian diberi nama Laboratorium voor Scheikundig Onderzoek yang terdiri dari beberala laboratorium, yaitu:

  1. Laboratorium Analitika
  2. Laboratorium Kimia Tumbuh-tumbuhan
  3. Laboratorium Kimia Pertanian
  4. Laboratorium Harsa
  5. Laboratorium Minyak Atsiri

Selama pendudukan Jepang yang berlangsung dari tahun 1942 s/d 1945, Balai Penyelidikan Kimia diganti nama menjadi Kagaku Kenkyusu dengan tugas antara lain melakukan "applied research", kelak tugas ini menjadi ciri khas dari Balai ini selanjutnya.

Di masa revolusi fisik, Balai dimasukkan ke dalam Kementrian Kemakmuran Republik Indonesia, dan ikut hijrah ke Klaten, Solo, dan Yogyakarta setelah kantor yang di Bogor dikuasai oleh Belanda dan Sekutu.

Tahun 1950, Pemerintahan Republik kembali ke Jakart, dan Balai Penyelidikan Kimia kembali bertugas seperti biasa. Adapun yang di Klaten, pada tahun 1951 didirikan Balai Penyelidikan Kimia Surabaya (kini BARISTAN Surabaya).

Pada 1951, Balai Penyelidikan Kimia / Balai Penelitian Kimia masuk ke dalam Departemen Perdagangan dan Perindustrian yang berubah jadi Kementrian Ekonomi. Lalu di tahun 1957 masuk ke dalam Kementrian Perindustrian, dan tahun 1959 berada di bawah pengawasan Departemen Perindustrian Rakyat.

Balai penelitian kimia tahun 1974

Pada tahun 1980, Balai Penyelidikan Kimia berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBPPIHP) yang berada di bawah pengawasan Departemen Perindustrian. Baru pada 2002, Balai ini berganti nama menjadi Balai Besar Industri Agro (BBIA).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad